Hell-come in the Dark Abyss !
PSYCOMANTUM " Litani Sadis dari Jiwa-Jiwa yang Membusuk "
PSYCOMANTUM Asal Kota Blitar, Jawa Timur, Indonesia ini tidak dibangun oleh mimpi. Mimpi terlalu lunak. Band ini lahir dari retakan terdalam di jiwa manusia, dari sisi tergelap yang tidak pernah mau kita akui: sisi yang menikmati kehancuran, yang merasa nikmat ketika melihat sesuatu runtuh hanya agar dirinya merasa utuh. PSYCOMANTUM adalah sadisme dalam bentuk suara. Bukan sadisme fisik, itu terlalu dangkal. Ini sadisme eksistensial, sadisme yang menguliti pemikiran dan membiarkan moral terbaring tanpa napas. Manusia modern adalah tuan rumah pesta kehancuran. Mereka mengundang keserakahan, menyiapkan meja makan untuk ketamakan, dan menyajikan kemunafikan sebagai hidangan utama. Jiwa mereka tidak hanya melemah jiwa itu layu, menghitam, membusuk seperti buah busuk yang dibiarkan menunggu belatung yang tak kunjung datang.
Kesadisan manusia paling brutal? Bukan ketika mereka menyakiti orang lain. Itu hal remeh. Kesadisan paling murni adalah ketika mereka melakukan semua itu sambil berpura-pura suci, sambil menyebut nama-nama besar yang tidak mereka pahami, sambil memakai simbol spiritual sebagai jaket pelindung dari rasa malu mereka sendiri. PSYCOMANTUM melihat itu, dan mereka tidak berkhotbah. Mereka menertawakan. Tawa dingin, tawa getir, tawa sadis yang lahir dari kesadaran bahwa manusia bukan korban manusia adalah penyiksa bagi dirinya sendiri.
Musik PSYCOMANTUM adalah filosofi gelap yang tidak pernah diharapkan: Band ini menelanjangi pikiran manusia tanpa menyisakan tirai untuk berlindung. Band ini menyeret moral palsu ke lantai dan membiarkannya tergeletak seperti benda yang tak lagi bernilai. Band ini menunjukkan bagaimana manusia mencintai kehancuran lebih dari kedamaian, dan bagaimana mereka memakai “kesucian” sebagai kosmetik untuk menutupi wajah yang sudah retak di dalamnya.
PSYCOMANTUM tidak berasal dari inspirasi; Band ini berasal dari lubang terdalam tempat manusia membuang nurani. Sadisme mereka bukan amarah. Sadisme mereka adalah kejujuran tanpa belas kasihan, kejujuran yang menusuk psikologi manusia sampai tidak ada lagi ruang untuk berpura-pura. Manusia ingin menguasai dunia. Sialnya mereka bahkan tidak bisa menguasai keinginan mereka sendiri yang kotor. Dan agama? Agama menjadi tameng paling efisien untuk menutupi ambisi yang menjulur seperti akar liar di bawah tanah. Mereka memakainya seperti perisai emas, padahal di belakangnya hanya ada wajah yang retak, haus kuasa, dan penuh tar kebohongan.
PSYCOMANTUM tidak mencoba memperbaiki dunia, Band ini hanya ingin mengeringkan nanahnya dan menunjukkan betapa dalam pembusukannya. Mereka mengunyah ilusi manusia dan meludahkannya kembali dalam bentuk nada. band ini sadis karena manusia butuh sadisme untuk bangun dari mimpi palsunya. Band ini kejam karena manusia hanya mengerti pesan ketika disampaikan dengan cara yang mengguncang. band ini gelap karena cahaya sudah lama dimatikan oleh manusia itu sendiri.
PSYCOMANTUM adalah cermin yang tidak punya belas kasihan. Cermin yang memantulkan sisi terdalam manusia sisi yang kita benci, tapi tidak bisa kita tinggalkan. Sisi yang menginginkan dunia bertekuk lutut, tapi diam-diam berharap ada yang menghancurkan kita agar tidak perlu lagi berpura-pura. Dan di detak paling brutal musik mereka, ada satu pesan yang hanya bisa didengar oleh jiwa yang jujur: " Kita tidak sedang dibinasakan dunia. Kita sedang membinasakan diri sendiri dan menikmatinya. "